Rabu, 22 Desember 2010

HUKUM BACAAN NUN SUKUN DAN TANWIN


نْ ( ً ٍ ٌ )

Dalam hukum tajwid, bacaan nun sukun dan tanwin di bagi menjadi 4 bagian yaitu:

A. Idzhar Halqi


Yang dinamakan idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ 

Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas.
Contoh :


ء - مَنْ اٰمَنْ        ح - مِنْ حمَِيْمٍ       خ - مِنْ خَلاَقٍ


ع - اَنْعَمْتَ           غ - مِنْ غِسْلٍ         ﻫ - مَنْ هَلَكَ


B. Iqlab

Yang dinamakan iqlab adalah apabila ada nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ba'.

cara membacanya adalah  mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun dan disertai dengan dengung selama 2 harakat.

Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ


C. Idghom Bighunnah


Yang dimaksud dengan  idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4, yaitu :   
 ي ن م  و 
Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan/ memasukkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya, sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengan dengung sepanjang 2 harakat.

Contoh : 


ي - قُلُوْبٌ يَّوْمَئِذٍ       م – عَذَابٌ مُّقِيْمٌ


ن – عَنْ نَّفْسِهِ        و – مِنْ وَّرَائِهِمْ



D. Idghom Bila Ghunnah

Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf 

ل ر .
Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan/ memasukkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung.

Contoh : ل - مِنْ لَّدُنْهُ   ر– رَبٍّ رَّحِيْمٍ


E. Ikhfa' Haqiqi


Yang dimaksud dengan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan dengan samar-samar disertai dengan dengung yang sempurna selama 2 harakat.


Contoh : 


ت - مِنْ تَحْتِهاَ        ث - مَاءً ثَجَّاجًا              ج - اَنْجَيْنَاكُمْ



ش – عَذَابًا شَدِيْداً        د – مِنْ دُوْنِ اللهِ           ذ – مَنْ ذَاالَّذِيْ

س – اِنَّ الْاِنْسَانَ        ش – عَذَابٌ شَدِيْدٌ      ص – وَلَدًاصَالِحًا


ض – مَنْضُوْدٍ        ط – وَمَا يَنْطِقُ        ظ – عَنْ ظُهُوْرِهِمْ


ف – عُمْيٌ فَهُمْ          ق – رِزْقًاقَالُوْا        ك – كِرَامًاكَاتِبِيْنَ




adapun ikhfa' sendiri dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:


 1. ikhfa' a'la/aqrob
yang dimaksud ikhfa' a'la adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf   ط د ت
cara membacanya adalah ketika menyuarakan nun mati, ujung lidah hampir menyentuh pangkal dua buah gigi atas sesuai makhroj  ط د ت


2. ikhfa' Ausath
yang di maksud ikhfa' ausath adalah:apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa' berikut ini ث ج ذ ز س ش ص ض ظ ف   
cara membacanya pada waktu mengucapkan nun mati, sikap lidah/bibir dipersiapkan menempati makhroj huruf yang di hadapi


3. ikhfa' adna/ab'ad
yaitu apabila ada nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ق ك
cara membacanya menjadi seperti "ng"


wallaahu a'lam bishawab semoga bermanfaat

Senin, 13 Desember 2010

مخا رج الحروف
(Tempat Keluarnya Huruf)

Semua huruf Hijaiyyah, masing-masing mempunyai makhraj (tempat keluar) tersendiri. Secara umum makharijul huruf terbagi menjadi lima bagian:


1. Al-HALQ   (الحلق) = Tenggorokan
a. Di dalam / pangkal = ا ه
b. ditengah                 = ح ع
c. diluar/ ujung           = خ غ

2. AL-LISAN              = lidah
a. Lidah bagian pangkal dengan langit-langit         = ق
b. Lidah hampir pangkal dengan langit-langit        = ك
c. Lidah bagian tengah dengan langit-0langit         = ي ش ج
d. Tepi lidah kanan dan atau kiri dengan geraham atas memanjang dari pangkal sampai kedepan, yakni sampai pada makhroj lam                                 =ض
e. Tepi lidah kanan dan kiri setelah makhoj Dhod sampai ujung lidang dengan gusi atas    = ل
f. Ujung lidah dengan gusi atas yakni, di deepan makhroj lam      =ن
g. Ujung lidah dengan gusi atas, dekat makhroj Nun   =
h. Punggung kepala lidah dengan pangkal dua buah gigi seri atas  =ر
i. Ujung lidah dengan pangkal gigi seri atas      =ث د ط
j. Ujung lidah dengan ujung dua buah gigi atas   =ز س ص

3. ASY_SYAFATAIN = BIBIR
a. Perut bibir bawah dengan ujung dua buah gigi muka atas  = ف 
b. Bibir atas dan bawah dengan rapat                                       = ب م
c. Bibir Atas dan bawah dengan sedikit renggang       = و

4. AL_JAUF =Rongga Mulut
Al Jauf secara bahasa adalah “lubang atau lingkaran.” Sedangkan dalam istilah tajwid, al-jauf adalah suara atau bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan tenggorokan. Al Jauf juga disebut sebagai tempat keluarnya huruf-huruf mad (panjang): (و ي ا ). Huruf-huruf mad ialah:

a. ALif, yang sebelumnya berharokat fathah
b. Ya' sukun, yang sebelumnya berharokat kasroh
c. Wau sukun, Yang sebelumnya berharokat dhommah

5. ALKHOISYUM = Pangkal Hidung
a. Nun sukun atau tanwin, ketika:
    1. di idhghom bighunnahkan, atau
    2. D ikhfa' kan, atau
    3. Di Iqlabkan
b.mim sukun yang di idhghomkan pada mim dan di ikhfa'kan pada ba'
Akibat dari hukum bacaan tersebut, maka makhrojnya berpindah dari aslinya ke pangkal hidung.


smg bermanfaat

PARA QORI' TERKENAL

PARA QORI" TERKENAL

P

 AHLI-AHLI QIRAAT[1]

I. Para qari’ populer dikalangan para “Sahabat” Nabi yang betul-betul ahli dalam bidang qira’ah dan ilmu tajwid sebanyak 10 orang, yaitu :

      1. Utsman bin ‘Affan
      2. ‘Ali bin Abi Thalib.
       3.Ubay bin Ka’ab.
      4.Zaid bin Tsabit.
      5.Abdullah bin Mas’ud.
     6.Abu Darda’.
     7.Abu Musa Al-Asy’ari.
     8.Abu Hurairah.
     9.Abdullah bin ‘Abbas.
     10.Abdullah bin Sa’ib.
II. Para qari’ populer dikalangan para “Tabi’in” __ orang-orang yang pertemuan zamannya dengan para sahabat, tidak bertemu dengan zaman Nabi __ terbagi kepada daerah-daerah tempat mereka, yaitu : Madiah, Makkah, Kufah dan Bashrah.
   

HUKUM-HUKUM YANG TERKAIT DENGAN ORANG YANG SEDANG HAID DAN NIFAS

  • HAL YANG DIHARAMKAN
  1. Sholat,  baik  itu sholat wajib atau sholat sunah
  2. Sujud tilawah dan sujud sukur
  3. Membaca Al qurán  dengan niat membaca Al Qurán  tetapi jika diniati untuk dzikir atau berdoa atau baca didalam hati, maka hukumnya diperbolehkan.
  4. Menyentuh mushaf ( sesuatu yang ditulisi ayat suci Al qur án untuk dikaji atau dibaca ). Atau membawa mushaf kecuali beserta benda lain dan ketika membawanya tidak berniat atau bertujuan untuk membawa  mushaf  atau berupa tafsir al-Qurán.
  5. Tawaf  di bayt allah.
  6. Berpuasa
  7. Diam di masjid  walaupun hanya sebentar
  8. Memasuki atau berjalan ( memasuki  masjid  dari pintu yang satu dan keluar lewat pintu yang lain ) di masjid bila dikhawatirkan menetes. Jika dikhawatirkan tidak menetes maka boleh memasuki atau berjalan dimasjid
  9. Bersuci dari hadast besar  maupun kecil. Karena bersuci dari hadast ini bisa dilakukan jika haidnya sudah selesai
  10. Bercumbu rayu dengan suaminya dengan bersentuhan kulit antara pusar dan lutut si istri, terutama pada farjinya. Jika tanpa adanya bersentuhan kulit maka tidak dilarang
  11. Jima ( bersetubuh )
  12. Di talaq atau di cerai ( haram bagi suaminya ) kecuali jika :
  • Yang mentalaq adalah kuasa hukumnya yang ditunjuk atas perselisihan antara suami-istri
  • Karena habisnya masa sumpah ila’( bersumpah tidak menggauli istri selama empat bulan lebih)
  • Sang istri sama sekali  belum ‘ disentuh’ oleh suaminya yang mentalaqnya
  • Dalam keadaan hamil dari yang mentalaq
  • Mentalaq dengan persyaratan ganti rugi ( bayaran )  dari si istri ( khulu ) yakni si istri akan membayar sang suami apabila sang suami mau mencerainya
  • Dalam masa iddah dari talaq rají  ( talaq yang masih boleh ruju’ yakni talaq satu atau dua)
  • Talaqnya menjadi syaratnya kemerdekaannya  ( bagi hamba sahaya )
  • HAL-HAL YANG DISUNAHKAN
Sunah bagi wanita yang telah bersih dari haid setelah bersuci ( membasuh vaginanya ) memberi wewangian ( tidak selalu parfum , semisal sabun wangi ) ke vagina bagian luar ( adalh daerah yang wajib dibasuh ketika istinja atau bercebok, yakni bagian yang tampak ketika sedang jongkok buang air)
  • HAL-HAL LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAID
  1. Baligh : salah satu tanda balig bagi wanita adalah haid
  2. Mandi: haid mewajibkan mandi
  3. Iddah : wanita yang haid kalau melaksanakan  iddah berpedoman kepada  haidnya  kecuali bila dia dalam keadaan hamil dari orang menyebabkan kewajiban iddah tersebut.
  4. Gugurnya kewajiban tawaf wada
  5. Tidak wajib meng qada salat yang ditinggalkan di waktu haidnya
  6. Diterima ucapannya bahwa dia sedang haid
  7. Haid tidak memutus íbadah’ yang disyaratkan berturut-turut seperti puasa kaffarat atau puasa nadzar bila memang tidak mungkin terhindar dari haid.
  8. Tidak memutus masa sumpah ila’ dan masa impotensi yang dapat dijadikan alasan menuntut talaq bagi istri
  • PERBEDAAN HUKUM HAID DAN NIFAS
Semua hukum yang berlaku untuk haid juga berlaku untuk nifas kecuali 4 masalah :
  1. Baligh :  Nifas bukan tanda baligh
  2. Iddah nifas tidak menjadi standar  iddah
  3. ila’ nifas tidak termasuk hitungan dalam sumpah ila’
  4. Nifas dapat memutus berturut- turutnya puasa kaffarat menurut salah satu dari dua pendapat.
copy of: Wordpress.com

Jumat, 03 Desember 2010

Bolehkah Mendonorkan ASI Dalam Islam??

 Allah SWT memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya, dan Dia menetapkan batas waktu minimal menyusui selama dua tahun sempurna. Masa selama itu cukup untuk anak melepaskan penyusuan kepada ibunya. Setelah itu,anak mulai belajar makan dan minum di luar air susu ibunya.

Dalam firman Allah SWT disebutkan, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (Al-Baqarah: 233).

Dalam firman Allah yang lain  telah menetapkan masa kehamilan dan menyusui  yang berbunyi, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS.Luqman: 14).